RSS

Sabtu, 07 November 2009

Syukur Alhamdulillah

Alhamdulillah….

Puji syukur tak lupa selalu dipanjatkan kepada sang Khaliq Rabbul ‘Alamin karena hanya dengan kemurah hatiannya kita masih merasakan segala nikmat-Nya. Dan Shalawat serta Salam selalu dicurahkan kepada sang Revolusioner Islam yang telah membawa kita sehingga kita bisa menjadi hamba yang lebih baik.

Sebuah perjuangan dalam mengemban sebuah amanah yang tidak bisa dibilang ringan telah berakhir. Sebuah tugas telah dipertanggungjawabkan di dunia tapi ingat masih ada laporan pertanggungjawaban tugas ini kepada sang pencipta di akhirat nanti.

Terima kasih, mungkin saat ini yang bisa septi sampaikan kepada seluruh teman seperjuangan dalam menjalankan amanah ini. Semoga kita telah menjalankan amanah ini dengan ikhlas agar menjadi suatu yang sia-sia.


Terima kasih terkhusus untuk Alifa dan Esthi yang telah menjadi Partner Septi, tak terasa setahun sudah kita menjalankan amanah menjadi seorang sekretaris dan Septi pribadi mohon maaf atas kurang maksimalnya kerja Septi selama ini. Walaupun kita bertugas hanya di waktu-waktu tertentu tapi kadang harus mengorbankan waktu yang cukup lama bahkan ketika esoknya ada ulangan (Semoga tergantikan dengan yang lebih baik). Untuk Alifa makasih motivasi dan pengertiannya,mau mengoreksi Septi dan mau untuk dikoreksi, mengajarkan hal-hal yang baru dan mohon maaf karena telah banyak ngerepotin, Alifa adalah pemimpin yang mau mengerti anggotanya. Untuk Esthi makasih atas bantuannya dan maaf Septi sering ngerepotin yang kadang tugas dah dibagi tapi ternyata Esthi direpotin lagi sama tugas-tugas Septi dan makasih dah bisa berempati ketika menjalani masa-masa sulit menjadi sekretaris.

Untuk Fudhola, Ichal dan Rega terima kasih atas kepercayaannya dan waktunya untuk nemenin di ruang OSIS padahal kalian punya kegiatan lain. Antum adalah seorang pemimpin yang tegas namun tidak otoriter, bisa membawa anggotanya walau kadang perahu yang kalian nahkodai ini terbawa ombak entah ombak kecil maupun besar dan badan-badan perahu sendiri rapuh karena ombak tersebut. Tapi itulah kepemimpinan bagaimana seorang nahkoda bisa mengatasi masalah yang menghadang.

Untuk Ditha dan Utun terima kasih atas kerjasama dan dukungan serta waktunya, kalian sering banget nemenin dan direpotin ma Septi. Antuma adalah bendahara yang pintar me-manage keuangan Organisasi ini, mungkin tanpa ketelitian Antuma dalam mengaturnya, apalah jadinya keuangan OSIS tahun ini. Maaf kalo Septi minta uangnya suka ngedadak dan plin-plan.

Untuk semua pengurus,,,,->

* Busto, Ipan, Cha-cha, Dhila, STNJ selaku Qismul Masjid;
* Muhe, Lenzy, Mia, Tari, mBes, Ula selaku Qismul Amni;
* Algi, Aisyah, Sela, Dewi, Rina selaku Qismul Marosin;
* Fauzi, Rizal, Mowh2, Indah, Ega, Listi selaku Qismur Riyadhoh;
*OB, Boni, nChan, Wida, Resti selaku Qismut Ta’lim;

* Westra, Lisa, Batul, Ipoh, Ia selaku Qismud Duyuf;

* Devki, Smaw, Irna, Mega, Dhai, Iis selaku Qismun Nadzofah;
*Haroki, Tri, Tresna, Adhien, Nela selaku Qismul Maktabah;

* Lilo, Arif, RJ, Nurfa, Awa selaku Qismul I’lam;

* Anja, Adzy, Mali, Ami, Yosi selaku Qismul Lughoh.
[maaf klo ada yang kelewat]
Antum adalah teman seperjuangan yang selalu memberikan banyak inspirasi yang berbeda setiap harinya. Sang penegak dan pejuang peraturan dan pembawa Madani agar menjadi lebih baik. Septi mohon maaf karena selama ini belum bisa memberikan kontribusi langsung kepada antum dan menjadi salah satu pelanggar.


Memang kita bukanlah yang terbaik tapi kita telah berusaha menjadi lebih baik, proses dan pengalaman itulah yang harus kita jadikan pelajaran untuk kedepannya.


Dan untuk saat ini, marilah kita terus mendukung dan memberikan kepercayaan penuh terhadap mereka penerus perjuangan dalam mengemban amanah ini.


Untuk Gangster, semangat dan tetaplah istiqomah dalam menjalankan amanah ini. Jadilah lebih baik dari tahun sebelumnya. Kami yang telah berusaha menjadi tonggak atau bisa dibilang penegak di Madani memohon maaf atas segala kekhilafan sewaktu menjalankan tugas ini. Ambillah yang baik sebagai sedikit tauladan dan yang kurang bahkan tidak baik lupakan saja. Bersikaplah adil kepada kakak ataupun adik antum begitupun kepada teman satu angkatan. Ketika ada ada yang melanggar berilah ketegasan yang sama walaupun dia seorang ketua OSIS dulunya (misalkan). Tegakkan peraturan apabila salah, katakan salah. Percayalah bahwa kami, Septi dan yang lain selalu mendukung kepengurusan kalian agar menjadi lebih baik walaupun tidak selalu ditunjukkan langsung kepada kalian. Karena kami yakin ANTUM PASTI BISA. Dan kalian harus BUKTIKAN DAN JAGA kepercayaan kami.


Terima kasih untuk semua yang telah mendukung dan memberikan masukan maupun kepercayaan terhadap kepengurusan OSIS Masa Bakti 2008/2009.
Mohon maaf atas segala kekurangan dalam kepengurusan ini. Untuk OSIS Masa Bakati 2009/2010 semoga sukses

Rabu, 04 November 2009

Ekspresi Jiwa

Tangis merupakan simbol atas segala ekspresi. Menjadi tanda saat bahagia, menjadi teman saat gembira, selalu ada,,,,, saat sedih, takut, senang, haru, sakit, marah, kesal, dan saat-saat lainnya. Selalu ada di segala rasa.

Dengan menangis saat sedih, perih, pedih, terluka membuat beban seakan-akan menjadi mengecil dan lama-lama menghilang. Dengan menangis saat marah membuat rasa emosi pergi menjauh dan membuat kita tidak akan menyakiti diri sendiri dan orang lain. Dengan menangis saat gembira, membuat diriku menjadi terhindar dari menjadi sosok sombong. Dengan menangis saat haru dan bahagia menjadikan diriku lebih bersyukur atas apa yang telah diraih dan dimiliki.

Dengan menangis aku menjadi lebih berlapang dada. Dengan hadirnya tangisan akan tersingkirkan segala beban jiwa dan membuat hati menjadi lebih lega. Dengan menangis, aku dapat meluluhkan gejolak jiwa dan menikmati setiap luka yang ada.

Tangis….selalu hadir saat yang lain tiada. Yang paling awal tiba, saat kerabat dan sahabat tiada disisi. Selalu setia menemani di setiap peristiwa, saat yang lain sibuk dengan urusannya. Selalu berada dekat di mana dan kapanpun, tak peduli sedang apa atau bagaimana.

Jika seorang manusia tidak lagi dapat menangis maka patutlah ia menangisi ketidakmampuannya untuk menangis karena mungkin itu pertanda bahwa hatinya telah mati.